Saturday, March 19, 2016

Manekin Part 3

Aku melihat sesuatu yang tak biasa Manekin itu menghilang dari kacanya dan kacanya berubah jadi darah.

"Settt" pisau menusuk punggungku.

"Ah, Apa ini?" Aku bertanya dan melihat ke belakang. Senyum kejam terbentuk di wajah boneka manekin itu, Tusukan demi tusukan embuat darah mengalir semakin banyak dari punggungku.

"Tok, tok, tok," seseorang mengetuk pintu rumahku, aku merangkak ke arah tangga tapi

"Bukk" kaki manekin itu menekan kepalaku. Aku menjadi tak sadarkan diri. Tiba-tiba aku melihat seseorang ke arahku.

Ketika aku terbangun aku tlah berada di rumah sakit kata dokter aku terjatuh dari tangga dan membuat kaca manekinku pecah sehingga kaca itu menusukku dan kata mereka aku ditemukan dekat kaca itu oleh seseorang.

"Hai, Sammy apa kabarmu?" Aku melihat seorang wanita yang sudah cukup tua duduk disampingku dan di sebelahnya pria yang juga sudah cukup tua.Ternyata mereka orang tua ku, sepertinya mereka berkunjung kerumahku dan menemukan ku tak berdaya. Aku ingin membuang Manekin itu setelah keluar rumah sakit pikirku.

“Hai, ibu dan ayah,” aku berkata lemah.

“Oh, syukurlah kamu sudah sadar, Kamu telah terbaring di rumah sakit ini selama tiga hari nak,” Kata ibuku.

“Apa? 3 hari,” Aku bertanya heran.

“Ya, 3 Hari,” timpal ayahku.

“Sudahlah kamu tidur saja yang nyenyak, oh ya kami lupa bahwa ada teman yang menemukanmu terkapar waktu itu,” Kata ibuku. Itu membuatku heran

“Apa? Teman,” Aku heran sekaligus tak percaya. Aku pikir ibu dan ayahku yang menemukanku.

“Sudah, jangan dipikirkan kamu istirahat saja dulu,” kata mereka dan meninggalkanku.

"Aku masih berpikir siapa yang menyelamatkanku? kenpa manekin itu bisa bergerak?" aku melamun. Hari pun berjalan dengan cepat aku di periksa oleh dokter setiap 5 jam sekali.

Malamnya aku melihat seseorang masuk ke kamar rumah sakit membawa pisau di tengah kegelapan. Aku tak berdaya, tak bias bergerak. Dia menusukku berkali-kali, aku melihat wajahnya ketika ada cahaya yang masuk ke dalam kamar ini. Wajah mengerikan lilin itu melebarka senyumnya dan menusukku sembari berkata “Sekarang kau akan mati, hehehe.” Dia terus menusukku membuatku banyak kehabisan darah. Aku tak bias melawan, semuanya menjadi gelap mungkin ini lah akhir hidupku. Aku bangun dan aku berpikir itu cuma mimpi. Aku melihat jam menunjukan pukul 3 malam aku merasakan sakit di perutku.

"Ah, ap, apa ini?" aku melihat darah segar mengalir dari perutku, sebuah luka tusukan membekas disana.

"Dok, Dok, Dokter!" aku memanggil dokter tapi yang menjawab hanya suara jangkrik.

Aku terkulai lemas dan terkapar, aku terkulai. Tanpa sadar aku berada disebuah lorong

"Ayo cepat!! Dia kehabisan banyak darah,"

Aku melihat dengan mata ku yang kabur tak tau apa yang membawaku. Aku cuma terbaring lemas dan masih merasakan sakit tusukan di perutku. Seketika aku berada diruangan penuh lampu yang sangat terang....
‪#‎bersambung‬

Newer Post Older Post Home

0 komentar:

Post a Comment

Jika ada unek - unek dari dalam hati yang paling dalam,,, Keluarkanlah...
Dan itu akan membuat anda lebih legah