Saturday, March 19, 2016

TERROR Part 11

"Pertarungan yg sengit pun dimulai, si kembar ini benar2 membuatku sangat kerepotan menghadapinya. Perjanjian dengan iblis, sungguh membuat kami menjadi kanibal yg sama tangguhnya. Tapi entah mengapa dia bisa mempunyai kekuatan yg sama denganku, bahkan kekuatan dia pun lebih unggul dariku. Bagaimana bisa? "apa kau sudah mulai kehabisan kekuatanmu bocah". Ucapnya dengan tatapan bodoh itu. "kau akan menemui kematian mu sebentar lagi anak kembar, meski kita seorang yg serupa namun aku yakin kau dan aku memiliki kelemahan yg berbeda. "kapan kau belajar bocah". Dia mulai menyerangku dengan cepat. "Owhh shitt, aku benci mengatakan hal ini. Namun harus ku akui dia benar2 seorang pembunuh yg gila. Bahkan kegilaan membunuhnya melebihi diriku. Pisau yg kutusukan di tubuhnya pun hanya sebuah pajangan tak berarti untuknya. Pantas mereka di sebut sadis dan gila.

"Pukulannya tepat mengenai wajahku. Sakit, namun sungguh nikmat rasa sakit ini. Sekarang apa yg harus kulakukan? Apa aku bisa mengalahkannya. Mungkin kali ini aku harus mengalah, tapi itu tak akan pernah terjadi. Ruangan ini begitu terang, lampu2 itu sungguh menyulitkan ku untuk bersembunyi di setiap sudutnya. Mengapa ruangan ini begitu terang, sedangkan ruangan di sebelahnya begitu gelap. "hehe, sepertinya aku tau yg harus ku lakukan". Aku memang begitu cerdas. "Hei anak kembar, apa kau suka bermain petak umpet". Aku kembali menyerangnya, namun kali ini aku tak berniat memukulnya. Dia mencoba melepaskan pukulannya, dan kali ini aku bisa menghindari dan bersembunyi dalam ruangan yg gelap itu. Ruangan tanpa pintu itu benar2 menguntungkan ku aku bisa melihatnya meski samar2, namun dia tak akan bisa melihatku dari ruangan itu. Aku menunggu tikus masuk dalam perangkap. Dan setelah itu akan ku habisi kau. Pikirku.

"sepertinya dia mengetahui rencana ku, dia hanya berdiam dibalik ruangan yg terang itu. "Hei bodoh, apa kau takut akan kegelapan. Apa kau mencari ibumu dulu untuk mengantarmu ketoilet". Dia mulai terancing dengan umpanku. Aku melihat dia mulai menggengam tangannya. "kau kira dengan bersembunyi, kau bisa mengalahkanku". Dia mulai marah dengan hinaanku. Dia pun datang dengan cepatnya. "Yeaahh, mendekatlah kau tikus. Dan bersiaplah datang pada kematianmu. Pikirku. Aku menyerangnya berkali-kali namun ia masih dapat menghindar. Dan kali ini aku mengenainya hingga terpental. Aku bisa merasakan hembusan nafas kematian itu. Pria raksasa itu mengajarkan ku akan insting dalam kegelapan, sekarang aku merasakan nadiku berdenyut. Aku menyerangnya hingga ia tak berdaya, dia mencoba berlari keluar menuju ruangan yg terang. Namun tak akan ku biarkan itu terjadi, detak jantungku berdegup kencang. Tak ingin aku menyia-nyiakan kesempatan ini untuk segera membunuhnya. "sial...!! Bocah gila itu sungguh pandai bersembunyi. Suara langkah kakinya pun tak dapat kudengar. Bahkan hembusan nafasnya tak kurasakan". Ucapnya. "kau mulai merasa takut anak kembar". Ucapku. Pukulan kembali ku lontarkan, dan kali ini aku merasakan tetesan darah menetes di tanganku.

"aku mulai senang dengan kapak ku, "kini giliranmu sayang".ucapku pada kapak itu. Langkah kaki itu sungguh jelas ditelingaku. Aku menebas kaki itu dengan amarah serta tawaku yg menggila."kau kalah anak kembar, kau kalah...!! Ucapku lagi. Dia mulai berteriak kesakitan, Aku membiarkannya menuju ruangan yg terang dan dia merangkak seperti bayi. "kau bocah licik, beraninya kau memotong kakiku". Ucapnya marah. Aku berjalan santai menyeret kapak dari kegelapan dan memikul kakinya yg terpotong. "sepertinya kakimu sungguh nikmat bila ku makan. Malam ini aku akan menikmati daging segar darimu". Amarahnya pun mulai mencuat dan baru kali ini aku melihat wajah yg sedarinya dingin, kini penuh dengan kemarahan. Dengan satu kaki dia mencoba menyerangku, "bodoh, kau memang bodoh". Ucapku.

"Aku mencekiknya hingga kuku2 ku yg tajam menembus kulit lehernya. Aku menatap wajah yg penuh dengan rasa sakit itu, "perlahan kau akan mati, namun aku tidak suka dengan kematian mu seperti ini". Aku melemparnya hingga terpental ke dinding. Sungguh ironis, seorang kanibal pembunuh di bunuh oleh sesama kanibal pembunuh. Aku kembali menatap sebuah kamera pengintai di atas dinding. Ku menyeret kapak menuju sikembar yg tak berdaya. "bangunlah nak, apa kau ingin mati seperti ini". Dia berseringai dengan tatapan dinginnya. "cepat bunuhlah aku, atau kau akan meyesal terlalu lama membunuhku". Apa yg dia katakan, dalam kondisi yg sekarat dia masih berani mengancamku. Baiklah akan kuturuti dan ku antar kau ke neraka. "namun ada satu hal yg tak kau ketahui, kenji". Ucapnya. "bagaimana bisa dia tau namaku. Apa sebelumnya dia pernah mengenalku". Pikirku. "apa kau ingin tau siapa tuan AMIMURA yg kau maksudkan itu bocah...??". "apa yg kau maksud" tanyaku. "kau bodoh sekali bocah, tuan AMIMURA yg kau cari itu adalah.. SLEPPP!! Sebuah pedang memotong kepalanya..

"TO BE CONTINUE"..

Newer Post Older Post Home

0 komentar:

Post a Comment

Jika ada unek - unek dari dalam hati yang paling dalam,,, Keluarkanlah...
Dan itu akan membuat anda lebih legah