Saturday, March 19, 2016

TERROR Part 8

" Banyak korban yg telah ku bunuh secara sadis. akibat ulah ku itu, seluruh penduduk Pulau Oky syima resah dengan keberadaanku. Kini Aku bukan hanya membalaskan demdamku saja. Namun insting membunuh ku lebih kuat dan menggila, jadi siapa saja yg ku temui akan mati sia2. Perjalanan ku telah berujung pada sebuah kastil besar di tengah pulau ini. Ku dengar di sini lah para pembunuh itu tinggal. " TUAN AMIMURA" beserta anak buahnya. Belum sempat ku menyentuh pintu, sebuah cambuk melingkar di tanganku dan melemparkan ku jauh tersungkur di tanah. Seorang lelaki kurus kering yg hanya mengenakan celana pendek menyerangku. Aku bangkit dan berseringai ."Tulang2 itu hanya akan menyangga mu cukup sampai di sini". Ujar ku. Aku mengeluarkan pisau dan menyerangnya. Namun tali cambuk yg panjang itu mengikat leherku lebih dulu. " ohh jadi kau yg membuat masyarakat pulau ini menjadi resah, kami berkuasa di pulau ini kau jangan macam2 dengan ku ". Ternyata pria kurus ini salah satu anggota tuan amimura, dia memakai gelang persis seperti orang yg ku bunuh di penjara itu.
" hei bocah, kau ingin balas dendam atas kematian keluarga mu, apa kau tau?? Aku lah yang menggantung tubuh kedua orang tua mu". Dia tertawa menghina ku. Mendengar ucapannya itu, amarahku mencuat tinggi. Dengan tatapan tolol dan senyuman gilaku, aku mulai terdiam. Pria kurus itu mencoba menarik dan melemparkan ku. cambuknya yg sedari tadi melilit leherku tak dapat ia gunakan lagi. Dia tidak bisa melemparkanku, "hehe,,, jadi kau ya"??... Aku menarik cambuk dan melemparkannya ke dinding kastil itu. Namun dia bangkit dan segera ku cekik lehernya. "Kau manusia tak berguna", ku angkat dan ku benturkan tubuhnya ke dinding berkali kali. Aku mengambil pisau ku dan ku tusukan ke mulut pria itu hingga pisau ku menembus di kepala belakangnya. Ku pegang pisau ku dan kuseret dia di batang pohon.

" aku punya permainan untuk mu orang tua ". Ku tancapkan pisau yg menembus mulutnya itu di batang pohon. Dia seperti boneka sekarang, tergelantung di batang pohon. Kapak ku yg setia dia selalu ada di saat ku butuh... Aku menyeret kapakku, ku tebas tangan dan kaki pria itu hingga kini yg terlihat hanya tubuh dan kepalanya saja. Dia tewas,,, tali cambuk yg sedari tadi melilit leher ku, kulepaskan dan ku gantung ke atas pohon. " kau beruntung tuan, kepala mu tak ku potong. Sebagai gantinya aku akan menggantung kepala beserta tubuh mu di pohon ini". Para anjing pun tak akan puas menyantap daging kering mu itu. Mata mayat itu seketika melotot ke atas dan menjadi putih.

"aku berjalan masuk kedalam kastil itu, gelap dan tak ada penerangan". Aku mendengar suara langkah kaki mendekat, besar sekali orang ini. Langkah kakinya seperti raksasa. " brakkggg" benda keras memukul tubuhku hingga menghantam dinding, apa yg tadi memukulku. Sakit sekali, tapi ntah benda apa yang besar dan dingin itu. " suara terkekeh mulai terdengar ". Aku bisa merasakannya, dia kembali mendekat. " Brukkgg" dua kali benda itu memukulku. Dan kali ini tepat di wajahku. Aku melihat sebuah cahaya kecil, dan aku pun berlari menuju cahaya itu. Tak ku sangka kastil ini sangat luas dan besar. Banyak ruangan2 kosong di sini. Suara langkah kaki itu mendekat kembali, dan kali ini aku bisa melihat bayangannya. Perlahan dia mendekat... Astaga besar sekali pria ini, 4 kali lebih besar dari tubuhku. Dan baru aku tau, senjata yang tadi memukulku itu adalah sebuah palu yg cukup besar. Aku menatap dengan seringai dan senyum gilaku. " pikirku, daging sebanyak ini akan membuat anjing di hutan tidak akan kelaparan dan menjadi canibal lagi". Aku mengeluarkan pisau ku, dan kuserang dia dengan cepat. Lagi2 aku terkena pukulan senjatanya. Kenapa kecepatanku bisa di kalahkan oleh orang macam ini. Aku berlari dengan kencang dan melompat ke arahnya, kini aku berhasil menusukan pisau ku di tubuhnya. Tapi apa yg terjadi pisau sekecil itu tak melukainya, bahkan tak ada reflek rasa sakit. dia mencabut dan melempakan pisau itu kelantai. Darah di pisau itu, tak membuatnya merasakan rasa sakit...

"aku berhasil menghindar dari pukulan palunya. Shittt!!!. Kau lumayan, ucapku. Aku berjalan dengan santai mendekati nya, kini kita saling berhadapan. Dia mulai memukulkan palunya, tapi aku lebih cepat menghindar dan menebas leher pria raksasa itu dengan kapak ku. Kapak itu tetancap tepat di lehernya. tapi tak membuat orang ini merasakan kesakitan. Dia hanya diam tak bergerak,,, sekalinya bergerak di berhasil menangkapku. Aku tak bisa lepas dari cengkramannya.

" dia meletakan ku di lantai, Aku tak bisa berbuat apa2. Dia mencekik leher ku".
Dia mengambil palu yg besar itu dan Memukulnya di wajahku. Hingga kepalaku kini terpendam dalam lantai.

"TO BE CONTINUE"....

Newer Post Older Post Home

0 komentar:

Post a Comment

Jika ada unek - unek dari dalam hati yang paling dalam,,, Keluarkanlah...
Dan itu akan membuat anda lebih legah