"Berkali-kali dia membenturkan kepalaku hingga darah dibelakang kepalaku mulai mengalir. Aku tersenyum lebar dan terkekeh. "baguslah".ucapku datar. Aku kembali menusukan tanganku di perutnya, "kau suka ini bodoh". Aku melilitkan tanganku dalam perutnya. Dan seketika dia menjatuhkan tubuhku dengan tertunduk kesakitan."lepaskan ini, akhh". Dia memukulku, namun dapat kupegang dengan satu tangan. "haha kau menikmatinya teman".tanganku semakin menusuk dalam perutnya..."haha kau pikir dengan cara yg sama kau dapat membunuhku untuk kedua kalinya, kau salah besar".ucapnya. "a..a..apa!! Dia berdiri dan tersenyum, sedangkan kan aku tak dapat melepaskan tanganku yg melilit perutnya. Sulit sekali melepaskan tanganku. Dia mencekik leherku dan mengangkatnya tinggi2. "kau yg akan mati". Ucapnya. Aku bisa merasakan jari-jarinya meremukan tulang leherku. "matilah kau bocah".ucapnya lagi. Aku mengambil pisau dibalik bajuku."apa kau ingat dengan ini". Aku menusukan pisau ke mata mahluk ini hingga darah mengalir di wajahnya. "hah kau lupa kalau kau hanya memiliki satu mata". Aku bersenang senang dengan memukulnya dan membantainya. "ada yg ingin kau ucapkan pada kematianmu??".... "tak ada, baik lah". Ucapku. Aku memenggal kepalanya dan melemparkannya jauh kesemak semak.
****
"setelah kematian mahluk itu, aku terus berjalan menyusuri hutan. Sungguh lebat hutan ini, hingga kini aku masih bertanya tanya akan kastil ini. Sekilas tak begitu luas dari luar, namun aku salah menduga. Ternyata kastil ini jauh lebih besar dari yg ku bayangkan. Aku mencoba untuk memanjat sebuah pohon besar di hutan ini, jauh di depan sana aku melihat sebuah perbukitan. Sungguh aneh dengan semua ini. Jika memang semua ini hanya ilusi, lantas aku tak perlu membuang buang waktuku untuk menuju tujuanku. Hal yg ku alami tentu bukanlah ilusi, luka yg terdapat ditubuhku pun belum hilang sampai saat ini. Akan ku ikuti permainan ini, sampai dimana tuan amimura menguji kekuatanku. Aku masih berfikir tentan gulungan itu, jika bajingan itu tak memegangnya lantas dimana ia sembunyikan. Aku terus berjalan dan tak lama kemudian aku sampai diperbukitan. Hal yg membuatku penasaran, diatas bukit ada sesuatu seperti tempat ritual ata semacamnya. Disini banyak terdapat bangunan kayu2 tua yg patah dan rapuh. Sempat membuatku bingung dengan kepala2 yg terpajang di setiap batang kayu itu. Ada yg telah hancur seperti di pukul oleh benda keras dan ada yg masih utuh. Sebuah kayu yg berdiri tegak seperti jemuran menjejer kepala2 yg telah membusuk. Disisi lain, kepala manusia itu tertempel dibebatuan dengan paku yg menembus mata serta kepala mereka.
****
"apa yg mereka lakukan dengan ini semua, apa mungkin ini semacam ritual. Banyak sekali kepala2 yg mereka penggal. Lebih dari ratusan kepala manusia terjejer dengan berbagai bentuk penempatan disetiap sudutnya. Aku terus menyusuri perbukitan ini hingga aku sadar sesuatu tengah memburuku. Tidakkah kalian memberikanku peristirahatan sebentar".teriak ku. Namun sesuatu yg mengikutiku tak kunjung nampak di hadapanku. Mungkin mereka akan menunggu saat aku lengah. Aku mendengar suara dibalik semak di sampingku. Perlahan dengan jalanku yg pincang aku menghampiri semak2 itu dan melihat sekumpulan mahluk2 kurus kering yg sedang menyantap daging manusia. Mereka hanya menyantap tubuhnya saja, sedangkan kepala mereka bawa ketempat ritual itu dan menggantungnya."owhh jadi mereka yg melakukan ini semua".gumamku. Namun beberapa dari mereka membawa beberapa organ tubuh manusia tadi ketempat lain. Aku terus mengikutinya, dan sampai disebuah perkampungan orang ini. "ditempat seperti ini ada sebuah perkampungan, yg benar saja".gumamku lagi.
****
"sebuah tali menjerat leherku dan mengikat cepat seluruh tubuhku. Sudah ku duga mereka akan menungguku lengah. Sial...!!! Mereka membawaku menuju perkampungan itu dan menyambutnya dengan meriah. "jika berani menyentuhku sedikit saja, kalian semua akan mati". Sentakku. Kakiku di ikat keatas pada sebuah pasak, hingga posisi kepalaku berada ditanah. Salah satu dari mereka mulai berbicara padaku. "kau daging yg lembut". Mereka semua berbondong bondong menghampiri dengan tombak masing2. "untuk makan malam ini, kita mendapatkan daging segar dan manis. Siapkan upacara pemotongannya". Sepertinya dia tetua di perkampungan ini, dia menyuruh mahluk2 itu berbagi tugas sesuai perintahnya. "hei bodoh, kemarilah". Ucapku pada tetua itu. Dia mendekat dan mulai berjongkok di depan wajahku. "apa yg kau inginkan tikus".tanyanya dengan suara serak. Aku berseringai dan meludahi wajahnya."kau menjijikan...hahaha". ucapku. Aku membuatnya kesal deogan tawaku yg menggila. Tubuhku dipukul oleh sebuah pemukul kayu yg cukup besar. "akhhh sakit sekali bodoh, sudah ku bilang jika kau menyentuhku sedikit saja kalian semua akan mati".ancamku. "Silahkan saja tikus, jika kau bisa".ucap tetua itu.
"TO BE CONTINUE"
0 komentar:
Post a Comment
Jika ada unek - unek dari dalam hati yang paling dalam,,, Keluarkanlah...
Dan itu akan membuat anda lebih legah