“Perjalananku hampir menemui batas permainan ini, kali ini sebuah tembok yang amat tinggi menghadang di hadapanku hingga aku pun tak dapat melihat ujung tembok itu. Benar2 tempat yang penuh ilusi. Seperti apa wajah bajingan ammimura itu?? Aku sudah bosan dengan semua permainan yang ia berikan padaku. Aku terus berfikir tentang kekuatan gulungan itu. Semua yang ku alami benar2 belum pernah ku temui. Seberapa kuatkah gulungan itu hingga bisa membangkitkan mahluk yang telah mati.jika semua mahluk bisa di hidupkan itu berarti iblis pun bisa datang dan di bangkitkan. Tapi itu tak mungkin, karena iblis pun tak mempunyai tubuh. “sekarang aku berpikir bagaimana caranya melewati tembok yang sangat tinggi ini, sedangkan aku tak melihat sebuah pintu terpampang disitu. Aku mencoba menelusuri setiap pinggirnya, namun tak dapat kutemukan apapun disini. Pasti ada hal yang dapat membantuku melewati tembok ini.
“sesuatu datang dari atas tembok yang tertutup kabut. Hampir saja mengenai kepalaku sebelum akhirnya ku tahu bahwa itu hanya sebuah keranjang yang berisis seorang bayi. Siapa yang menjatuhkan bayi ini??? sebegitu tingginya tembok itu tak membuat bayi ini mati karena terjatuh dari atas. Ku lihat bayi ini baik2 saja dengan senyum kecilnya yang bodoh. Ku fikir aku bisa sedikit menikmati daging empuk ini.ku coba mengambil dan menggendongnya.” Dari mana aku harus mulai memakanmu bayi kecil”.ucapku. seketika tubuh bayi itu menjadi merah dengan matanya yang melotot kearahku. Sial…!!! Aku membantingnya ke tanah dan mengeluarkan cepat pisauku. aku menusukan pisauku tepat dijantung bayi itu, namun sial aku tak dapat mencabutnya kembali. Pisauku lenyap di telan tubuhnnya. Tak ada darah setetespun yang keluar dari tubuh bayi itu. Perlahan dia tumbuh sedikit lebih besar dan terus membesar hingga menjadi sesosok iblis yang 2 kali lebih besar dari tubuhku.
“bayi itu kini menjadi mahluk yang mengerikan dengan tubuhnya yang berwarna hitam dengan mata merah. Dia memandangku dengan tatapan bodohnya. Apa yang akan dia lakukan aku tak tahu. Perlahan dia mendekat dan meninggalkan jejak kaki berupa asap dari telapak kakinya. Aku tak mau menunggu untuk bernostalgia, dengan cepat aku menyerang dan memukul wajahnya. Dia terlempar jauh dan terhempas ketanah. Tanpa ku sadari tangan yg sedarinya memukul dia, kini menjadi terbakar dan membuat tanganku melepuh. “panas sekali, akhhhhh. Apa ini??. dia pun bangkit dan dia kembali berjalan kearahku. Kapak yang telah ku genggam ku tebaskan kelehernya, dan membuatnya terjatuh ketanah tanpa kepalanya. ini Kesempatanku untuk menghabisinya. Perlahan aku menghampirinya, namun sayang kapalanya tumbuh kembali. Begitu cepat dia bangkit, kepala yang terpotong itu pun menumbuhkan sebuah tubuh dengan cepat.
“aku benci hal ini, kini iblis itu bangkit menjadi dua. Hal ini tak jauh berbeda dengan iblis yang kutemui dihutan itu. Namun kali ini dia tak begitu cepat membangkitkan iblis2 itu. Yang tak ku mengerti mengapa Ke dua Iblis ini menyatukan tubuhnya?? Mengapa mereka tak menyerangku. Aku melihat kapakku meleleh setelah aku menebas leher iblis itu. Lantas tanpa senjata pun aku tak dapat memukulnya. Iblis ini seperti baru di turunkan dari neraka. Bagaimana bisa dia dapat bangkit dan menemuiku di tempat seperti ini. aku benar2 termakan omonganku sendiri, ku kira kekuatan gulungan itu hanya dapat membangkitkan mahluk yang mempunyai tubuh saja. Namun bagaimana dengan iblis ini, mahluk yang tak mempunyai jiwa dapat bangkit dan dikendalikan oleh seseorang. Semua ini benar2 tak ku duga. Sejenak aku merenung dan iblis itu lenyap dari hadapanku. seketika dia memegang pundak ku yang membuat tubuhku seperti terbakar oleh api.
"TO BE CONTINUE"...
0 komentar:
Post a Comment
Jika ada unek - unek dari dalam hati yang paling dalam,,, Keluarkanlah...
Dan itu akan membuat anda lebih legah