Seketika aku berada diruangan penuh lampu yang sangat terang, aku rasa ini ruang operasi. Aku menjadi tak sadarkan diri lagi. Ketika bangun aku tlah berada dikamarku yang nyaman, bau amis kembali tercium. Sangat mengganggu
"Tok, tok, tok!" aku mendengar suara itu lagi, tapi aku berpikir itu hanya tamu.
"Apa ada orang dirumah?"
"Ah untunglah itu cuma tamu," pikirku. Aku berjalan ke pintu, lalu membuka pintunya.
"Ufft, bau apa ini, baunya begitu amis, kamu ngapain di rumah ini Sam? Biasanya tak seperti ini," tanya temanku Anton sambil menutup hidung.
"Oh maaf, entah kenapa sesuatu di rumah ini mulai berbau amis, mungkin aku harus membersihkannya," jawabku.
Lalu aku mengajaknya duduk dan kami berbincang bincang walau agak canggung karna bau amis yang ada dirumahku. Kami mulai bercerita tentang hoby kami, dia bercerita tentang hobinya mengoleksi hal berbau mistis dan itu membuatku teringat tentang boneka manekin baruku. Aku merasa ada de javu di sini tapi aku tetap mengajaknya ke ruangan tempat manekinku.
"Mana manekinnya?" aku bertanya tanya. Manekin dalam kaca menghilang, aku berbalik ke Anton mukanya berubah menjadi boneka manekin itu, dia berjalan dan menatap tajam ke arahku, membuatku tersudut. Lalu menikam jantungku.
"Aaaaaaaaa! Ha-ha," aku bangun dan terkejut, nafasku tidak teratur. Perasaan itu menghilang ketika perut dan bau amis menyadarkanku. Aku mungkin harus ke dokter memeriksakan perut dan kejiwaanku.
Paginya aku ke Rumah sakit.
"Pagi, ada yang bisa saya bantu?" tanya kasir ramah.
"Ah, saya mau memeriksa keadaan perut apakah bisa?"
"Oh bisa, silahkan isi formulirnya!" dia memberikan formulir itu.
"Saya mau ke dokter spesialis, agar saya tau kenapa perut ini," kataku mengusap perutku yang sakit.
"Oh, oke baiklah, anda lurus saja ke lorong ini disana dokter telah menunggu," dia mengambil formulir lalu menunjukan arah padaku, dia melayani sangat cepat dan sepertinya tak suka melihatku.
"A,apa, apa-apa'an ini?" aku gemetar ketika masuk ruangan yang hanya sedikit cahaya, semuanya disini hanya patung lilin. Patung lilin manekin itu berbalik dan melihat tajam ke arahku. Aku berlari keluar dan segera masuk ke ruang sebelahnya.
"Permisi," sapaku
"Silahkan masuk, apakah anda saudara Sam?" sapa dokter ramah.
"Ya, saya Sam, dok tolong periksa perut saya," kataku memohon sambil berbaring.
"Oke, baiklah," dia mulai memeriksa dan bingung.
"Dok apakah di rumah sakit ini ada ruang manekinnya?" tanya ku gugup.
"Oh tak ada, disebelah hanya ada ruang mayat!" dokter berbicara sambil terus memeriksa.
"Ah, saudara Sam perut anda sepertinya dimakan sesuatu! Dan membuat ini sangat bau amis," katanya sambil membetulkan maskernya.
"Apa? darimana anda tau dok?" tanyaku.
"Coba anda liat belatung yang ada diperut anda ini! Ini, ini keluar dari dalam melalui lubang yang kecil itu, bagaimana dia masuk?" dia berbicara sambil berlari keluar ketakutan.
Aku melihat belatung itu menggerogoti perutku. Entah kenapa ini terjadi? Bagaimana bisa seperti ini?
#bersambung
0 komentar:
Post a Comment
Jika ada unek - unek dari dalam hati yang paling dalam,,, Keluarkanlah...
Dan itu akan membuat anda lebih legah