Si adik duduk terpojok di sudut ruang tamu, dan betapa terkejutnya si ayah yang melihat keadaan ruang tamu. Lampu gantung yang jatuh berserakan, piring-piring yang seharusnya di dapur juga pecah berserakan, TV LCD yang bolong di tengahnya, Meja yang rubuh, sofa yang sobek karena benda tajam, dan… semua garpu dan pisau menancap membuat rangkaian kata “..Kau akan menerima balasannya..”, si ayah terkejut dan hanya bisa terpaku melihat itu. “Se-sebaiknya kita pindah sekara-“ belum sempat ayah selesai bicara, sebuah golok terbang ke arahnya. Dengan cepat ayah mengelak, tetapi tetap saja mengenai pipinya (sfx : Crash) darah mengalir dari pipinya. Ia menarik si adik ke kamar dan mengunci kamarnya, ia menahan rasa sakit yang teramat sakit karena pipinya yang robek, tak lama kemudian terjadi pemadaman listrik. Kini suasana sangat sunyi di rumah mereka. “H-hei.. mengapa rumah di sebelah tidak terjadi pemadaman juga?” Tanya si adik, “A-aku tidak tau!” omel ayah, “yang pasti kita aman di sini..” lanjut ayah.
(sfx : duk, duk, duk, duk..) “Apa itu!?” suasana panik pun terjadi. (sfx : duk, duk, duk..) “B-berhenti?” Tanya ayah, (sfx : cklek cklek …) “Aaaaaaah!” Si adik histeris, “Ssst! Aku sudah mengunci pintunya! Kita aman!”si ayah pun menenangkan si adik “HAH! KAU TAK AKAN BISA MASUK!! PINTUNYA SUDAH KU KUNCI DENGAN BAIK!!” teriak si ayah, nadanya yang menjengkelkanlah yang menjadi ciri khas si ayah.
Keadaan di kamar itu sangat mencekam, hanya di lindungi sinar bulan yang remang-remang ,mereka berdua pun terjaga.. (sfx : Ngeeng ngeeeeng) “suara itu! Suara gergaji mesin!” ayah yang semula santai saja, kini dilanda panik yang luar biasa. “Apa yang harus kita lakukan!?”Histeris dari adik mulai terdengar lagi. (sfx : Ngeeeeeng Dugrugrugruag) “P-pintunya di potong!! Bagaimana ini!? Aku tidak mau matiii!!!“ si adik.. pekikannya kencang sekali. “T-tolong! H-hey kau! Tolong kami!! Panggilkan polisi! Kumohooon!! Aku akan membayarmu!!” Ayah berteriak kepada tetangga sebelah yang sedari tadi memperhatikan rumah si ayah. “Terlambat tuan! Kau dan jalang kecil itu akan mati! Kami sudah resah dengan kelakuan mu! Kau tidak becus merawat ratu kami! Jadi terimalah konsukuensinya!! Ahahahahahaa!!” Si ayah hanya bisa menerima kenyataan, bahwa dirinya sebentar lagi akan mati. Dan benar saja, pintu terbuka oleh gergaji mesin.. (sfx : Gludug gludug) “Kyaaaaaah!!” Si adik pun menangis sambil berteriak histeris. “Ada ap-!?” Omongan si ayah terhenti karena sesuatu.. itu adalah..
(to be continued)
0 komentar:
Post a Comment
Jika ada unek - unek dari dalam hati yang paling dalam,,, Keluarkanlah...
Dan itu akan membuat anda lebih legah