Saturday, March 19, 2016

TERROR Part 15 [END]

"kau akan mati kenji, kau belum tau dengan siapa kau berhadapan".ucap pria bertopeng itu. "kita lihat saja nanti, bodoh". Balasku. Aku merasa sangat tertarik dengan pertarungan ini, kami saling balas membalas serangan demi serangan. Hingga senjata kami saling berbenturan, antara kapak dengan boomerang. Berkali-kali aku terkena pukulan pria itu, namun aku dapat membalasnya. "kepalamu akan ku jadikan hiasan, bocah". Ucapnya. "heh dan mulutmu akan ku jadikan penampung kotoran pria bertopeng".balas ku. Pertarungan yg cukup sengit dan berjalan lama. Hingga saat ini salah satu dari kita belum tergores oleh senjata masing2. Aku menatapnya dengan tatapan bodohku. "kau lumayan juga bajingan, tapi sayang kau akan mati". Ucapku. "aku disini untuk menyaksikan kau mengantarkanku pada kematian bocah bodoh".balasnya. "Dengan senang hati". Ucapku lagi. Pukulan demi pukulan ku lontarkan. Dan balas membalas terjadi antara kita.
"matilah kau bocah..!!. Sebuah pukulan mendarat di daguku hingga tubuhku terlempar pada dinding. Sakit sekali, tapi aku menikmati rasa sakit ini hingga darah mengalir di bibirku. "apa cuma itu pukulan terbaikmu". Aku membalas dengan cepat dan mengenai pula dagunya hingga ia terlempar dan tersungkur dilantai. Kami saling melempar senjata hingga terjadi beturan pada senjata kami. Namun boomerangnya lebih unggul dan menjatuhkan kapak ku. Boomerang berputar menuju kearahku dan aku pun berhasil menghindarinya. "Shitt boomerang itu berbalik kearahku lagi. Segera aku mengambil kapak dan menjatuhkan boomerang itu. "senjata mu kini ada padaku tuan".ucapku. Aku menggunakan boomerang itu untuk menyerangnya, pria bertopeng itu sungguh membuat ku kesal, dia dapat menghindari seranganku. "akan ku buat ku buat boomerang ini menjilat darah tuannya". Aku berseringai padanya.
"sepertinya pertarungan ini kurang menarik tanpa kejutan".ucapnya. "Apa maksudnya".gumamku. Seketika ruangan itu di penuhi berbagai macam ranjau di balik dinding dan lantainya. " persetan dengan semua ranjau ini ". Sentakku. Pria itu mengambil sehelai rambutnya dan meletakannya pada salah satu ranjau itu. Seketika ranjau itu meledak satu persatu dan pria itu berlari menuju keluar dari ruangan. "selamat bersenang-senang bocah". Ucapnya. Aku mulai benci dengan ucapannya. Aku berlari menghindari ranjau2 itu. Selain ranjau, hal buruk mulai terjadi. Dinding2 itu mulai bergerak dengan besi tajam yg tertanam di dinding itu. "Shitt, semua ini menyusahkan, bagaimana aku menghindari ranjau dan keluar dari sini". Tak ada waktu lagi, dinding itu semakin dekat dan akan menjepit ku, aku harus segera keluar dari sini. Aku berlari mengindari ranjau2 itu menuju pintu keluar. Hampir sampai namun kaki ku menginjak salah satu ranjau itu. Jika aku mengangkat kakiku dari perinjakan ranjau ini, maka tamat lah aku.
"Cuma ada satu pilihan, maaf kan aku sayang". Aku mengambil kapak dan meletakan pada ranjau di kaki ku. Secepatnya ku berlari keluar sebelum akhirnya semuanya meledak dan dinding itu menjepit. "kau hebat bocah, kau bisa lolos dari jebakan yg ku buat". Ucap pria bertopeng itu. "dasar kau licik, hadapi aku bajingan". Ucapku hina. Dia mulai menyerangku, kali ini dia memegang sebuah pedang untuk melawanku. Hampir saja tebasan pedang itu mengenai kepalaku. Tak seimbang rasanya jika dia menggunakan pedangnya, sedangkan aku tanpa kapak ku. Sebagai penggantinya aku mengambil sebuah tongkat kayu untuk menghindari pedangnya. Namun dengan mudah dia memotong2 tongkat itu dan merobek kulit paha ku. "MATI LAH KAU KENJI..!!. Pria bertopeng itu hampir membelah kepalaku menjadi dua bagian. Namun aku lebih cepat menghindar dan hanya sebuah sayatan kecil mengenai pipi kanan ku.
"Lihat lah wajah ketakutan itu, mana kekuatan mu kenji, mana aura pembunuhmu itu. Kau lemah, kau tak berguna". Ucapnya. Dia membuatku kesal, sebuah tongkat kembali ku pegang. Aku menyerang dengan amarahku yg mencuat tinggi. "kau yg akan mati bajingan". Ucapku. "terus lah nak, serang aku. Serang dengan semua kekuatan yg kau miliki". Ucapnya memanasi ku. Namun lagi2 seranganku dapat di hindarinya dan sebuah tendangan membuat ku tersungkur dan terjatuh ke tanah. "akhhh...". Ucapku. Dia menginjak tubuhku dan menyodorkan pedangnya ke leherku. Aku memegang sebuah batu dan melemparnya tepat ke arah wajahnya. Sebuah tongkat yg ku pegang, kutusukan ke bola matanya hingga menembus topeng yg ia kenakan. " kau kalah". Ucapku.
Namun apa yg ku lihat membuat ku terdiam, topeng yg terlepas membuatku tercengang dan tau siapa pria ini sebenarnya... Aku tak percaya ini. Aku mulai terjatuh dan tertunduk. "tak mungkin...
"Kakak lee....??
"THE END"...

Newer Post Older Post Home

0 komentar:

Post a Comment

Jika ada unek - unek dari dalam hati yang paling dalam,,, Keluarkanlah...
Dan itu akan membuat anda lebih legah